Rabu, 19 Juni 2013

Perlukah Post Processing Untuk Foto Digital?

fotonela17

Post-processing atau editing adalah topik yang rumit dan sampai sekarang masih banyak perdebatan seputar apakah fotografer dianggap curang atau tidak bila ia mengedit fotonya menggunakan program image editor. Dulu, hanya fotografer yang punya kamar gelap yang bisa memanipulasi foto mereka sebelum dicetak, sekarang siapapun yang punya akses ke komputer bisa melakukannya. Beberapa orang menganggap fotografer yang selalu “merapikan” fotonya di editor sebelum dicetak atau diterbitkan tidak bisa disebut fotografer. Tapi, buat saya, program editor hanyalah pelengkap untuk memperbaiki apa yang tidak bisa dilakukan oleh kamera, dan ada perbedaan antara memperbaiki dan membuat foto jadi tampak berlebihan. Jika kamu memasukkan foto ke sebuah perlombaan pun akan ada peraturan bahwa editing yang diperbolehkan hanya sebatas cropping dan kontras.

Teori Tentang Foto Yang Realistis, Alami, dan Benar

Semua fotografer tentu berharap kamera bisa menyimpan foto sama persis seperti apa yang mereka lihat ketika memotretnya. Tapi, kenyataannya, manusia tidak selalu suka foto yang realistis, alami, dan benar. Berikut beberapa contoh dimana kita lebih memilih foto yang mungkin tidak seperti aslinya:
  • Foto dengan warna-warna yang kuat – misalnya langit yang sangat biru atau matahari terbenam yang lebih hangat atau lebih merah.
  • Portrait yang tidak terlalu tajam – foto manusia yang terlalu tajam akan menampakkan kekurangan di wajahnya. Sedikit nuansa lembut pada portrait terkadang lebih diinginkan.
  • Foto yang diambil menggunakan cahaya indoor – cahaya dalam ruangan berbeda dengan cahaya matahari. Tapi, kita masih mengharapkan foto-foto yang diambil dalam cahaya kekuningan atau kehijauan di dalam ruangan tetap tampak seperti disinari cahaya matahari.
Bahkan di tahun 1990-an, ketika fotografer masih menggunakan film, mereka akan menggunakan jenis film yang berbeda untuk tujuan foto yang berbeda. Fuji Velvia untuk landscape dan foto-foto alam, Fuji Astia untuk portrait agar warna kulit terlihat cerah, dan seterusnya. Lalu sekarang ketika hampir semua orang menggunakan kamera digital, program editor sebenarnya melakukan hal yang sama dengan mengganti jenis film. Hanya saja lebih mudah dan dikerjakan setelah pemotretan dilakukan.

Mengapa Post Processing Perlu Dilakukan Pada Foto-Foto Digital?

Foto hasil jepretan kamera digital professional terbaik pun perlu langkah post-processing sebelum akhirnya bisa tampak seperti yang diharapkan sang fotografer. Demikian juga dengan foto hasil rekaman dSLR 15-18 megapixels untuk para penghobi. Post processing adalah keperluan, bukan kemewahan dan dilakukan untuk dua alasan:
  • Kamera dan lensa bukan alat yang sempurna.
  • Bahkan dengan kamera dan lensa yang sempurna pun, post-processing masih diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan fotografer. Mood yang berbeda membutuhkan tampilan yang berbeda dan juga processing yang berbeda, tentunya.
Software Apa Yang Bisa Digunakan Untuk Post Processing?

Ada dua jenis software yang biasa digunakan:
  • Software manajemen foto – Ini adalah software yang tujuan utamanya, tentu, memanajemen atau mengatur dan mengelompokkan foto. Software ini memiliki fitur post processing yang bagus begitu juga dengan fasilitas untuk editing dasar. Misalnya: Apple Aperture, Adobe Lightroom, Google Picasa.
  •  
  • Software editor foto – Software ini tidak menawarkan fitur pengelompokkan foto tapi menawarkan banyak fitur editing dan post processing. Software ini tidak ideal karena terlalu rumit tapi selalu menjadi pilihan banyak orang yang suka manipulasi gambar. Misalnya: Adobe Photoshop, GIMP, Pixellator, PhotoScape.
Kebanyakan produsen dSLR juga menyertakan software post processing mereka dalam paket pembelian. Tidak terlalu banyak fotografer menggunakan software bawaan ini.

Apa Yang Harus Dikerjakan Selama Post Processing?

Ada empat hal dasar yang perlu dilakukan untuk post processing yang tujuannya hanya memperbaiki kekurangan yang disebabkan kamera dan lensa:
  • Naikkan kontras
  • Naikkan ketajaman (sharpness)
  • Perbaiki highlight dan bayangan
Tentunya langkah bagaimana melakukannya sangat tergantung pada software apa yang digunakan. Pertanyaan berikutnya adalah: “seberapa banyak dinaikkannya?” Jawabannya adalah: “Sesedikit mungkin, hanya sampai kamu mendapatkan tampilan yang dibutuhkan.”
Pilihan umum lainnya adalah menggunakan ‘levels’ yang memungkinkan kita untuk menyesuaikan brightness, kontras, tone, warna dan memperbaiki detil highlight dan bayangan hanya lewat satu tempat.

Dibawah ini adalah screenshot Photoshop dan dimana kamu bisa menemukan tool untuk post-processing dasar:

 fotonela16

Intinya, ketika kamu sudah selesai memotret, memindahkan foto-fotonya ke komputer dan melihat hasilnya, kamu akan tahu mana yang perlu diproses lebih lanjut, mana yang harus dihapus, dan mana yang bagus apa adanya. Tidak semua foto perlu post processing.


Ditulis Oleh : Unknown // 22.22
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar