Dari daftar di bawah ini, kamu pasti punya semuanya. Terutama yang sudah cukup lama belajar fotografi. Objek-objek ini sangat, bahkan terlalu, umum dijadikan ‘model’ untuk fotografi, yang akhirnya jadi membosankan dan biasa karena berulang-ulang muncul. Hal semacam ini dikenal dengan foto-foto klise. Tentunya keindahan sebuah foto – sekali lagi – sangat relatif, sangat subjektif. Tapi, untuk seorang fotografer yang ingin berkembang, kebiasaan memotret objek-objek yang sangat umum ini harus dikurangi atau diganti sudut pandangnya. Kenapa? Supaya bisa belajar lebih banyak. Bunga mawar bisa muncul dalam banyak sekali sisi, tergantung fotografernya. Kalau kamu masih terbiasa memotret kelopaknya tepat di tengah dari atas, sekarang lah saatnya kamu bergerak, lebih kreatif mencari cara memotret yang lebih baik.
Hampir semua orang suka bunga. Cantik dan mudah difoto karena tidak bergerak kemana-mana. Tapi, ada komposisi yang sangat umum : meletakkan bunga tepat di tengah frame dan difoto dari atas. Ketika kamu melihat foto semacam ini, kamu akan dengan mudah melewatkan dan melupakannya karena tidak ada yang istimewa. Tidak menarik. Biasa. Kalau kamu jadi fotografernya, tentu kamu tidak mau membuat foto yang bisa dibuat semua orang kan? Jadi, berpikirlah kreatif. Pikirkan tentang warna, pencahayaan, detil, sudut, komposisi, dan munculkan cirimu sebagai pribadi di dalam foto bunga itu.
Tentunya karena hewan peliharaan atau yang jinak-jinak cenderung mudah difoto. Bandingkan dengan hewan liar. Kalau kamu menyimpannya untuk koleksi pribadi, oke lah, kamu bisa memotret sebanyak mungkin dengan pose yang begitu-begitu saja. Kamu tetap akan mengganggapnya lucu dan menggemaskan. Tapi mulailah berpikir lebih besar kalau kamu akan memperlihatkannya pada orang lain. Fotolah kucingmu ketika sedang melompat, atau ketika anjingmu sedang mengibaskan air dari bulunya setelah dimandikan. Pilih momen-momen istimewa yang mungkin butuh waktu lama sebelum kamu bisa dapatkan lagi. Hanya karena kamu memotret hewan peliharaan atau yang jinak, bukan berarti jadi membosankan.
Ini adalah jenis HDR yang dibuat melalui aplikasi instan. Hasilnya biasanya oversaturated dan tidak nyaman dipandang. Kalau kamu mau belajar, membuat HDR asli bisa dengan cepat kamu kuasai. Hasilnya pun jauh lebih baik daripada yang palsu. Luangkan waktu untuk menikmati foto-foto HDR yang sebenarnya supaya kamu terbiasa dan akhirnya tidak mau lagi membuat HDR palsu.
Internet banjir foto makanan. Teman saya bahkan bilang melihat orang yang langsung makan begitu pesanannya datang dan bukannya memotret dulu sama seperti melihat Unicorn; ajaib. Saya juga melakukannya. Tapi setelah beberapa lama, saya merasa perlu belajar food photography yang benar supaya tidak memotret makanan seperti amatir lagi. Bukan cuma makanannya, tapi juga penataannya di meja, dan apa yang paling menonjol dari makanan itu. Orang harus bisa melihatnya dan merasa lapar karenanya. Foto makanan yang menggiurkan. Kalau tidak bisa masak, setidaknya belajarlah memotret makanan yang bisa kelihatan enak :)
Daftar ini tentu pendapat pribadi saya. Selalu saya tekankan, fotografi sangatlah subjektif. Tapi mungkin sekarang saatnya kamu keluar dari kebiasaan dan zona nyaman kamu lalu mulai melihat dunia dan hal-hal di sekeliling kamu dengan cara yang berbeda. Ingat, hanya karena semua orang memotret A, bukan berarti kamu juga harus memotret A.
Jadilah dirimu, dan berlarilah ke ujung Z :)
SUMBER
1. Bunga
Hampir semua orang suka bunga. Cantik dan mudah difoto karena tidak bergerak kemana-mana. Tapi, ada komposisi yang sangat umum : meletakkan bunga tepat di tengah frame dan difoto dari atas. Ketika kamu melihat foto semacam ini, kamu akan dengan mudah melewatkan dan melupakannya karena tidak ada yang istimewa. Tidak menarik. Biasa. Kalau kamu jadi fotografernya, tentu kamu tidak mau membuat foto yang bisa dibuat semua orang kan? Jadi, berpikirlah kreatif. Pikirkan tentang warna, pencahayaan, detil, sudut, komposisi, dan munculkan cirimu sebagai pribadi di dalam foto bunga itu.
2. Hewan peliharaan
Tentunya karena hewan peliharaan atau yang jinak-jinak cenderung mudah difoto. Bandingkan dengan hewan liar. Kalau kamu menyimpannya untuk koleksi pribadi, oke lah, kamu bisa memotret sebanyak mungkin dengan pose yang begitu-begitu saja. Kamu tetap akan mengganggapnya lucu dan menggemaskan. Tapi mulailah berpikir lebih besar kalau kamu akan memperlihatkannya pada orang lain. Fotolah kucingmu ketika sedang melompat, atau ketika anjingmu sedang mengibaskan air dari bulunya setelah dimandikan. Pilih momen-momen istimewa yang mungkin butuh waktu lama sebelum kamu bisa dapatkan lagi. Hanya karena kamu memotret hewan peliharaan atau yang jinak, bukan berarti jadi membosankan.
3. HDR palsu
Ini adalah jenis HDR yang dibuat melalui aplikasi instan. Hasilnya biasanya oversaturated dan tidak nyaman dipandang. Kalau kamu mau belajar, membuat HDR asli bisa dengan cepat kamu kuasai. Hasilnya pun jauh lebih baik daripada yang palsu. Luangkan waktu untuk menikmati foto-foto HDR yang sebenarnya supaya kamu terbiasa dan akhirnya tidak mau lagi membuat HDR palsu.
4. Lens blur palsu
Sama alasannya dengan poin tiga, kamu akan dengan mudah bisa mengenali jenis foto yang depth of field-nya buatan. Background yang blur memang menarik, tapi kalau kamu sudah tahu tekniknya, jangan buat yang palsu lagi. Terapkan teknik shallow DoF yang benar. Buka aperture lebar, beri jarak objek dari background, naikkan focal length. Biasakan matamu melihat dimensi. Tapi, lens blur buatan ini akan bagus bila diterapkan untuk efek tilt-shift.5. Serangga
Fotografi macro sangat menggoda. Menghadirkan objek-objek kecil dalam ukuran besar tentu membuat semua fotografer ingin mencoba. Sayangnya, sama seperti bunga, foto serangga jadi terlalu umum karena komposisi yang begitu-begitu saja. Memang, bila kamu hanya dipersenjatai lens kit, akan ada banyak keterbatasan dalam membuat foto makro, berbeda dengan bila kamu memang punya lensa makro sebenarnya. Tapi – sekali lagi – bukan berarti jadi membosankan. Bersabarlah. Cari serangga yang tidak biasa, Manfaatkan background yang benar. Buat foto seranggamu ‘muncul’ dan bukannya yang hanya akan dilihat sepintas lalu. Foto yang bagus butuh usaha.6. Makanan
Internet banjir foto makanan. Teman saya bahkan bilang melihat orang yang langsung makan begitu pesanannya datang dan bukannya memotret dulu sama seperti melihat Unicorn; ajaib. Saya juga melakukannya. Tapi setelah beberapa lama, saya merasa perlu belajar food photography yang benar supaya tidak memotret makanan seperti amatir lagi. Bukan cuma makanannya, tapi juga penataannya di meja, dan apa yang paling menonjol dari makanan itu. Orang harus bisa melihatnya dan merasa lapar karenanya. Foto makanan yang menggiurkan. Kalau tidak bisa masak, setidaknya belajarlah memotret makanan yang bisa kelihatan enak :)
7. Model massal
Ini adalah kebiasaan banyak sekali fotografer di sini. Menyewa satu model untuk difoto ramai-ramai di sebuah lokasi. Akhirnya semua orang jadi memotret hal yang sama. Bagaimana caranya membuat satu orang model mau mendengar arahan dari masing-masih fotografer? Susah, kan? Akhirnya modelnya bergaya begini, begitu, dengan pose-pose yang sudah dia hafal di luar kepala dan jadi sangat biasa. Memang banyak yang hasil fotonya luar biasa karena jago mengambil sudut. Selebihnya biasa saja. Lebih baik, kalau kamu suka porrtrait dan model, carilah teman dekat yang bisa membantu. Kamu bisa mengarahkannya dengan lebih personal, kamu bisa memilih gaya dan pencahayaan yang sesuai dengan mood yang kamu suka, kamu bisa mendapatkan ekspresi yang ‘mahal’ karena hanya kamu yang punya.Daftar ini tentu pendapat pribadi saya. Selalu saya tekankan, fotografi sangatlah subjektif. Tapi mungkin sekarang saatnya kamu keluar dari kebiasaan dan zona nyaman kamu lalu mulai melihat dunia dan hal-hal di sekeliling kamu dengan cara yang berbeda. Ingat, hanya karena semua orang memotret A, bukan berarti kamu juga harus memotret A.
Jadilah dirimu, dan berlarilah ke ujung Z :)
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar