Karena kita berhubungan dengan fotografi dan software editornya hampir setiap hari, maka kita juga pasti mengakrabi salah beberapa elemen penting ini di dalamnya : hue, saturation, dan lightness. Selain tiga elemen ini. Mungkin kamu jarang memperhatikan tiga elemen yang saling berhubungan ini, tapi sebenarnya mereka bisa memberikan efek besar saat kamu memperbaiki foto di editor. Meskipun mereka datang satu paket, tapi masing-masing bisa diatur sendiri. Lalu bersama-sama mereka bisa menolong kita mendapatkan warna dengan ketepatan yang tinggi.
Hue adalah apa yang biasanya kita sebut sebagai ‘warna’ dalam bahasa sehari-hari. Untuk pelukis, istilah ‘hue’ berarti kombinasi dari warna-warna dasar; dengan kata lain, merah, hijau, biru atau kuning (RGB). Sementara fotografer biasanya membayangkan hue sebagai satu warna tertentu.
Saturation menunjukkan intensitas dari hue. Warna-warna dasar yang terang adalah warna dengan saturation tinggi, sementara warna-warna pastel saturation-nya rendah. Monochrome (hitam dan putih) seluruhnya tidak memiliki saturation karena tidak punya intensitas warna di dalamnya.
Lightness (yang kadang-kadang disebut juga sebagai ‘value’ atau ‘tone’) berhubungan dengan tajam atau tidaknya sebuah warna – atau tingkat hitam atau putih pada skala warna. Sebuah warna dengan value yang rendah berarti lebih dekat dengan hitam, sementara yang memiliki value tinggi lebih dekat dengan putih.
Fotografer bisanya menggunakan istilah value ‘rendah’ dan ‘tinggi’ untuk mendefinisikan ‘key’ dari sebuah foto. Foto-foto ‘high-key’ mengandung lebih banyak warna terang, sementara foto ‘low-key’ cenderung tinggi di bagian gelap.
Lalu bagaimana mengatur ketiga elemen ini untuk mendapatkan warna yang tepat dalam sebuah foto? Sebenarnya pengaturan ketiganya lebih banyak mengandalkan intuisi. Tapi kamu harus selalu memperhatikan warna pada objek semacam warna kulit atau langit. Kenapa? Karena ada titik kewajaran pada keduanya. Jika kamu tidak mengedit dengan tepat, maka warna kulit bisa tampak kehijauan, dan kamu tentu tidak mau ini terjadi. Satu lagi yang paling sering terjadi adalah pengaturan saturation yang berlebihan (terutama pada HDR palsu) yang membuat foto jadi tampak tidak enak dilihat.
SUMBER
Hue adalah apa yang biasanya kita sebut sebagai ‘warna’ dalam bahasa sehari-hari. Untuk pelukis, istilah ‘hue’ berarti kombinasi dari warna-warna dasar; dengan kata lain, merah, hijau, biru atau kuning (RGB). Sementara fotografer biasanya membayangkan hue sebagai satu warna tertentu.
Saturation menunjukkan intensitas dari hue. Warna-warna dasar yang terang adalah warna dengan saturation tinggi, sementara warna-warna pastel saturation-nya rendah. Monochrome (hitam dan putih) seluruhnya tidak memiliki saturation karena tidak punya intensitas warna di dalamnya.
Lightness (yang kadang-kadang disebut juga sebagai ‘value’ atau ‘tone’) berhubungan dengan tajam atau tidaknya sebuah warna – atau tingkat hitam atau putih pada skala warna. Sebuah warna dengan value yang rendah berarti lebih dekat dengan hitam, sementara yang memiliki value tinggi lebih dekat dengan putih.
Lalu bagaimana mengatur ketiga elemen ini untuk mendapatkan warna yang tepat dalam sebuah foto? Sebenarnya pengaturan ketiganya lebih banyak mengandalkan intuisi. Tapi kamu harus selalu memperhatikan warna pada objek semacam warna kulit atau langit. Kenapa? Karena ada titik kewajaran pada keduanya. Jika kamu tidak mengedit dengan tepat, maka warna kulit bisa tampak kehijauan, dan kamu tentu tidak mau ini terjadi. Satu lagi yang paling sering terjadi adalah pengaturan saturation yang berlebihan (terutama pada HDR palsu) yang membuat foto jadi tampak tidak enak dilihat.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar