Kamera, seperti juga peralatan lain yang memiliki sistem mekanis di dalamnya, punya “masa hidup”. Setelah beberapa lama, biasanya shutter atau AF motor yang pertama kali akan rusak. Ini belum tentu karena pemakaian yang sembarangan atau perawatan yang tidak maksimal, tapi karena memang bagian-bagian dari sebuah kamera punya “batas” penggunaan. Lalu, bagaimana kita tahu seberapa lama kita bisa mengharapkan kamera kita berfungsi dengan baik? Perusahaan kamera tentu punya teori, tapi lebih baik lagi kalau kita juga mengumpulkan data dari lapangan dari para pengguna kamera untuk melihat rata-rata masa hidup dari kamera yang kita gunakan.
Oleg Kikin, seorang fotografer, punya database di website-nya tentang ketahanan shutter. Website ini dibuat pada tahun 2007 dan semua orang bisa log in untuk berkontribusi untuk menjawab dua pertanyaan: pertama, “Berapa banyak shutter click yang sudah dilakukan oleh kameramu?” dan kedua, “Apakah shutternya masih berfungsi?” Semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin akurat secara teoretis perhitungan rata-rata database ini. Penghitungannya dikelompokkan berdasarkan merk dan model kamera
Canon telah secara resmi menyebutkan bahwa ketahanan shutter kamera produksi mereka adalah antara 50.000 – 150.000 klik (dengan model 1D lebih tinggi rata-ratanya, antara 200 sampai 400 ribu). Menurut database Kikin, kamu bisa mengharapkan 350 ribu klik dari model 5D sebelum akhirnya gagal berfungsi. Tapi, ini banyak disangkal pengguna 5D Mark II yang shutternya masih berfungsi dengan baik bahkan setelah lebih dari 8 juta klik.
Sementara, Kaplan-Meier, ahli estimasi ketahanan produk membuat data masa hidup shutter secara rata-rata seperti ini tanpa melihat merk dan modelnya:
Jika shutter kamera-mu rusak, kamu punya dua pilihan: membeli kamera baru atau mengganti shutternya. Pilihan mana yang harus diambil tergantung pada beberapa hal termasuk berapa harga kamera yang rusak ini, seberapa lama kamu sudah menggunakannya, berapa besar biaya penggantian shutternya, dan biaya yang dibutuhkan untuk upgrade. Pertimbangkan besarnya biaya-biaya ini, bandingkan, lalu pilih yang terbaik untukmu.
Jika kamu mempertimbangkan untuk membeli kamera bekas, sangat baik kalau kamu mencari tahu berapa banyak klik yang sudah dilakukan kamera tersebut sebelum kamu memutuskan untuk membelinya. Caranya (dengan catatan kamu dan si penjual terhubung hanya secara online), mintalah ia memotret halaman depan sebuah koran dengan tanggal yang terlihat (untuk mencegah penipuan data), lalu minta ia mengirim fotonya padamu. Setelah kamu terima, periksa data EXIF-nya.
Setelah kamu tahu bahwa shutter punya batas, jangan mengurangi kuantitas memotretmu. Kita membeli sebuah kamera yang terbaik tentu dengan tujuan untuk digunakan, bukan? Jadi, pakailah! Info ini ada hanya untuk membuat kamu jadi fotografer yang lebih baik dengan tidak “membuang-buang” shutter click untuk sembarang foto yang tanpa pemikiran lebih dulu.
0 komentar:
Posting Komentar