Pernahkah kamu melihat sebuah foto, terutama portrait, dan bertanya-tanya bagaimana fotografernya mendapatkan pencahayaan yang begitu sempurna untuk objeknya? Kamu mungkin bertanya “Flash macam apa yang dipakainya?” atau “Bagaimana pengaturan di kameranya untuk bisa mendapat pencahayaan seperti itu?” Rahasianya adalah: strobe. Apa itu? Mungkin kamu mengenalnya sebagai lampu studio. Kamu juga bisa menggunakannya. Tapi sebelum kamu menyewa perlengkapan lighting, kita pelajari dulu bagaimana cara kerja dan penggunaannya.
1. Bagaimana mereka melakukannya
Intinya, rahasia mendapatkan pencahayaan yang sempurna di lokasi yang sepertinya tidak mungkin disinari matahari dengan baik, adalah strobe.
Strobe adalah cahaya – cahaya yang berfungsi sebagai flash pada kamera dSLR – yang secara spesifik ditempatkan dan diarahkan ke sebuah objek. Perbedaan antara strobe dan built-in flash (atau flash yang dipasang pada hotshoe) adalah bahwa flash tersambung langsung dengan kamera – yang berarti bagaimanapun kamu menyesuaikan kamera, flash akan selalu ditembakkan dari arah yang sama dengan arah lensa, sehingga meninggalkan bayangan pada apapun yang ada di belakang objek, dan merusak foto, menghasilkan cahaya yang tidak nyata pada objek. Sedangkan strobe, kebalikannya, bisa ditempatkan dimanapun kamu inginkan, memungkinkannya untuk menambahkan cahaya dari bawah/atas/kiri/kanan objek dengan sinar yang lebih nyata dan lembut sehingga foto lebih enak dilihat.
2. Kenali kebutuhanmu
Sekarang kamu sudah tahu pentingnya menggunakan strobe, dan berikut daftar perlengkapan yang kamu perlukan untuk mempelajari teknik ini:
3. Menyesuaikan kamera
Setelah mengatur sistem pencahayaan, kita siap untuk mengatur setting kamera sehingga bisa bekerja sama dengan lighting tambahan. Tiga elemen terpenting yang perlu disesuaikan adalah aperture (F-Stop), shutter speed, dan ISO.
Karena kita akan menggunakan jumlah cahaya yang besar lewat strobe, maka kita harus mengatur aperture agar cahaya tambahan ini tidak membuat foto menjadi over-exposed. Umumnya, aperture yang dibutuhkan pada kondisi seperti ini sekitar f/8 – f/12.
Untuk shutter speed, diperlukan angka sekitar 1/200 detik. Ini akan memberi strobe cukup waktu untuk menangkap seluruh frame sementara shutter speednya cukup cepat untuk menghasilkan foto yang tajam, tanpa motion blur.
ISO mungkin adalah elemen paling penting dari foto, karena bisa membuatnya berhasil atau malah rusak. Pada situasi penggunaan strobe, dibutuhkan ISO sekitar 100 – 400.
4. Menempatkan & mengarahkan lampu
Pencahayaan sangat penting untuk kesuksesan foto. Kamu harus paham bahwa sekedar mengarahkan lampu ke arah objek tidak akan menjamin hasil yang sempurna. Lampu bisa ditempatkan di posisi manapun yang diinginkan untuk menambah jumlah cahaya yang tepat pada objek. Kamu perlu memikirkan dimana harus memposisikan lampu untuk mengangkat profil terbaik dari objek. Cahaya matahari bisa dimanfaatkan untuk mendukung strobe. Biasanya pengaturan awal adalah meletakkan lampu sekitar 1,5-2m dari kamera, yang berarti antara 1-6m dari objek. Tempatkan lampu di kiri atau kanan kamera; dimanapun yang tidak menimbulkan bayangan yang bisa tertangkap kamera. Kamu bisa coba meletakkan strobe 1,5m di kanan kamera lalu mengarahkannya ke objek. Ini akan memberikan cahaya pada bagian samping objek, bukan di depan, sehingga bisa memberikan kesan indah, nyata, dan bersih pada foto.
5. Kesimpulan: kreatiflah
Sekarang setelah kamu sudah punya pengetahuan teknis, saatnya bersenang-senang dan jadi kreatif. Dari arah mana kamu ingin cahaya datang? Apakah kamu suka backlight (seperti foto paling atas di artikel ini)? Apakah kamu ingin bayangan dramatis pada satu sisi objek? Apakah kamu ingin menambah satu atau dua sumber cahaya untuk menerangi objek lain dalam foto? Haruskah sekeliling objek ikut diterangi? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus kamu tanyakan pada diri sendiri saat memotret. Pikirkan kreativitas, hasil akhir, dan pastikan foto akan mudah di-edit saat kamu memprosesnya di Photoshop, Lightroom, atau editor lain.
SUMBER
1. Bagaimana mereka melakukannya
Intinya, rahasia mendapatkan pencahayaan yang sempurna di lokasi yang sepertinya tidak mungkin disinari matahari dengan baik, adalah strobe.
Strobe adalah cahaya – cahaya yang berfungsi sebagai flash pada kamera dSLR – yang secara spesifik ditempatkan dan diarahkan ke sebuah objek. Perbedaan antara strobe dan built-in flash (atau flash yang dipasang pada hotshoe) adalah bahwa flash tersambung langsung dengan kamera – yang berarti bagaimanapun kamu menyesuaikan kamera, flash akan selalu ditembakkan dari arah yang sama dengan arah lensa, sehingga meninggalkan bayangan pada apapun yang ada di belakang objek, dan merusak foto, menghasilkan cahaya yang tidak nyata pada objek. Sedangkan strobe, kebalikannya, bisa ditempatkan dimanapun kamu inginkan, memungkinkannya untuk menambahkan cahaya dari bawah/atas/kiri/kanan objek dengan sinar yang lebih nyata dan lembut sehingga foto lebih enak dilihat.
2. Kenali kebutuhanmu
Sekarang kamu sudah tahu pentingnya menggunakan strobe, dan berikut daftar perlengkapan yang kamu perlukan untuk mempelajari teknik ini:
- Sebuah strobe/Light Head. Inilah yang akan memberi cahaya awal untuk peneranganmu.
- Sebuah diffuser. Biasanya putih, gunanya menyebarkan cahaya keras yang datang dari strobe. Ada banyak jenis diffuser, Octobox dan Softbox adalah yang paling populer.
- Sync Cord. Ini adalah kabel yang digunakan untuk menyambungkan kamera dengan strobe, sehingga strobe bisa bekerja seperti flash. Kabel ini akan selalu datang satu paket dengan strobe. Tapi ada juga sitem wireless yang memakai transmitter & receiver.
- Hot Shoe Adapter. Hanya dibutuhkan bila kamu menggunakan sistem dengan sambungan kabel.
- Baterai Portable. Hanya diperlukan bila kamu melakukan pemotretan dimana tidak ada sambungan listrik.
Setelah mengatur sistem pencahayaan, kita siap untuk mengatur setting kamera sehingga bisa bekerja sama dengan lighting tambahan. Tiga elemen terpenting yang perlu disesuaikan adalah aperture (F-Stop), shutter speed, dan ISO.
Karena kita akan menggunakan jumlah cahaya yang besar lewat strobe, maka kita harus mengatur aperture agar cahaya tambahan ini tidak membuat foto menjadi over-exposed. Umumnya, aperture yang dibutuhkan pada kondisi seperti ini sekitar f/8 – f/12.
Untuk shutter speed, diperlukan angka sekitar 1/200 detik. Ini akan memberi strobe cukup waktu untuk menangkap seluruh frame sementara shutter speednya cukup cepat untuk menghasilkan foto yang tajam, tanpa motion blur.
ISO mungkin adalah elemen paling penting dari foto, karena bisa membuatnya berhasil atau malah rusak. Pada situasi penggunaan strobe, dibutuhkan ISO sekitar 100 – 400.
4. Menempatkan & mengarahkan lampu
Pencahayaan sangat penting untuk kesuksesan foto. Kamu harus paham bahwa sekedar mengarahkan lampu ke arah objek tidak akan menjamin hasil yang sempurna. Lampu bisa ditempatkan di posisi manapun yang diinginkan untuk menambah jumlah cahaya yang tepat pada objek. Kamu perlu memikirkan dimana harus memposisikan lampu untuk mengangkat profil terbaik dari objek. Cahaya matahari bisa dimanfaatkan untuk mendukung strobe. Biasanya pengaturan awal adalah meletakkan lampu sekitar 1,5-2m dari kamera, yang berarti antara 1-6m dari objek. Tempatkan lampu di kiri atau kanan kamera; dimanapun yang tidak menimbulkan bayangan yang bisa tertangkap kamera. Kamu bisa coba meletakkan strobe 1,5m di kanan kamera lalu mengarahkannya ke objek. Ini akan memberikan cahaya pada bagian samping objek, bukan di depan, sehingga bisa memberikan kesan indah, nyata, dan bersih pada foto.
Hasil yang didapat dari set-up diatas. Objek mendapat cahaya yang merata, lembut, dan tanpa bayangan yang kasar. |
Sekarang setelah kamu sudah punya pengetahuan teknis, saatnya bersenang-senang dan jadi kreatif. Dari arah mana kamu ingin cahaya datang? Apakah kamu suka backlight (seperti foto paling atas di artikel ini)? Apakah kamu ingin bayangan dramatis pada satu sisi objek? Apakah kamu ingin menambah satu atau dua sumber cahaya untuk menerangi objek lain dalam foto? Haruskah sekeliling objek ikut diterangi? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus kamu tanyakan pada diri sendiri saat memotret. Pikirkan kreativitas, hasil akhir, dan pastikan foto akan mudah di-edit saat kamu memprosesnya di Photoshop, Lightroom, atau editor lain.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar