Sebuah lensa konversi (conversion lens) adalah lensa tambahan yang bisa menambah fungsi dari lensa yang kamu punya dengan menambah jangkauan focal length-nya. Lensa konversi digital tidak seperti lensa dSLR yang langsung dipasang ke body kamera, tapi “ditempel” di ujung lensa yang sudah ada. Converter bisa menyulap kit lens-mu jadi lensa dedicated atau lensa khusus yang biasanya digunakan untuk jenis fotografi tertentu seperti telephoto, macro, dan sebagainya.
Jenis lainnya adalah lensa tele-converter yang dipasang di ujung lensa yang kamu punya dan akan meningkatkan focal length efektifnya. Kalau lensamu punya zoom 3x, maka tele-converter 2x akan menjadikan kemampuan zoom lensamu 6x. Ini sangat berguna saat kamu perlu memotret candid, binatang liar atau landscape yang cukup jauh. Tripod tentu tetap dibutuhkan untuk menyangga converter ini.
Converter wide angle dan fisheye juga banyak digunakan. Lensa jenis ini secara efektif bisa membantu “zoom out” atau seolah-olah kamu berjalan mundur. Kalau lensamu hanya bisa zoom out sampai 50mm, maka lensa converter wide angle .50x akan memberimu zoom out sampai 24mm yang artinya pandangan akan lebih lebar. Converter fisheye akan membuatmu dekat ke rentang 6mm sampai 10mm. Cenderung membengkokkan gambar ke bentuk lingkaran.
Biasanya lensa converter akan disertai informasi tentang kamera dan jenis lensa apa yang kompatibel. Pastikan kamu membeli ukuran yang tepat. Beberapa converter perlu adaptor yang bisa mencocokkan lensa ke beberapa tipe kamera tertentu.
Ada pengguna converter yang mengeluhkan munculnya distorsi pada foto, tapi sebenarnya semua lensa akan mendistorsi apa yang “dilihatnya”, bahkan lensa yang sangat mahal sekalipun. Kebanyakan hal ini hanya tampak jika aperture ada pada angka tinggi sekitar f/11 atau f/12. Pada aperture ini, kameramu akan menangkap lebih banyak ketajaman (sharpness) dan sebagian besar foto akan terfokus. Detil ini yang membuat distorsi muncul. Kalau kamu menurunkan angka aperture, biasanya distorsi akan hilang dengan sendirinya.
Akhirnya mungkin kamu akan bertanya apakah kamu perlu membeli lensa converter ini. Tentu semuanya kembali pada apa yang kamu butuhkan, seberapa besar budget yang kamu punya, dan seberapa tinggi komitmen kamu pada fotografi. Kalau kamu tidak ingin membelanjakan terlalu banyak uang untuk membeli dSLR atau berganti lensa, tapi kamu ingin memotret telephoto, wide angle, atau macro – maka converter adalah pilihan yang bagus. Selalu lakukan riset sebelum membeli asesoris apapun termasuk lensa converter. Bandingkan harganya, lihat hasil-hasil fotonya, sehingga kamu tahu apa yang bisa kamu harapkan dari lensa ini. Singkatnya, converter adalah pilihan yang bagus untuk penghobi fotografi yang ingin mengeksplorasi kemampuannya lebih jauh tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Sumber
Ada banyak jenis converter di pasaran untuk banyak jenis kamera termasuk kamera saku. Jenis converter pertama bisa membantumu dalam hal fotografi macro yang bisa meningkatkan kemampuan lensa dalam hal memperbesar objek. Yang paling umum adalah 2x macro converter, yang pada dasarnya menggandakan kemampuan macro pada lensa kamera yang ada dan membuat kamu lebih dekat dengan objek. Converter ini bisa menghemat banyak sekali pengeluaran. Lensa macro dSLR biasanya ada di kisaran harga Rp.5 juta sementara converter ini hanya sedikit diatas Rp.1 juta!



Converter wide angle dan fisheye juga banyak digunakan. Lensa jenis ini secara efektif bisa membantu “zoom out” atau seolah-olah kamu berjalan mundur. Kalau lensamu hanya bisa zoom out sampai 50mm, maka lensa converter wide angle .50x akan memberimu zoom out sampai 24mm yang artinya pandangan akan lebih lebar. Converter fisheye akan membuatmu dekat ke rentang 6mm sampai 10mm. Cenderung membengkokkan gambar ke bentuk lingkaran.
Biasanya lensa converter akan disertai informasi tentang kamera dan jenis lensa apa yang kompatibel. Pastikan kamu membeli ukuran yang tepat. Beberapa converter perlu adaptor yang bisa mencocokkan lensa ke beberapa tipe kamera tertentu.
Ada pengguna converter yang mengeluhkan munculnya distorsi pada foto, tapi sebenarnya semua lensa akan mendistorsi apa yang “dilihatnya”, bahkan lensa yang sangat mahal sekalipun. Kebanyakan hal ini hanya tampak jika aperture ada pada angka tinggi sekitar f/11 atau f/12. Pada aperture ini, kameramu akan menangkap lebih banyak ketajaman (sharpness) dan sebagian besar foto akan terfokus. Detil ini yang membuat distorsi muncul. Kalau kamu menurunkan angka aperture, biasanya distorsi akan hilang dengan sendirinya.
Akhirnya mungkin kamu akan bertanya apakah kamu perlu membeli lensa converter ini. Tentu semuanya kembali pada apa yang kamu butuhkan, seberapa besar budget yang kamu punya, dan seberapa tinggi komitmen kamu pada fotografi. Kalau kamu tidak ingin membelanjakan terlalu banyak uang untuk membeli dSLR atau berganti lensa, tapi kamu ingin memotret telephoto, wide angle, atau macro – maka converter adalah pilihan yang bagus. Selalu lakukan riset sebelum membeli asesoris apapun termasuk lensa converter. Bandingkan harganya, lihat hasil-hasil fotonya, sehingga kamu tahu apa yang bisa kamu harapkan dari lensa ini. Singkatnya, converter adalah pilihan yang bagus untuk penghobi fotografi yang ingin mengeksplorasi kemampuannya lebih jauh tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar